MODEL
SEQUENCED
A. Pengertian Model Sequenced
Model Sequenced adalah model
pembelajaran terpadu yang menekankan pada urutan karena adanya
persamaan-persamaan konsep, walaupun mata pelajarannya berbeda. Dalam hal ini
model Sequence membelajarkan beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara
bersamaan (konsepnya), sementara salah satu konsep tersebut tetap diajarkan
secara terpisah. Hal itu dilakukan dengan cara mengatur ulang beberapa topik
dan diurutkan agar dapat serupa satu sama lain.
Guru dan partner mencoba untuk
menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna membuat pemahaman yang lebih baik
bagi siswa yang belajar dari keduanya. Pada model ini kedua
disiplin tetap murni. penekanan khusus tetap pada domain bidang study, tetapi
siswa mendapat keuntungan dari isi yang terkait.
Misalnya, seorang guru bahasa
Indonesia membahas tentang novel berlatar belakang sejarah perjuangan yang
menggambarkan suatu masa di jaman lampau, sementara guru sejarah juga
mengajarkan masa perjuangan yang sama di zaman lampau yang di bahas oleh guru
bahasa indonesia. Dalam hal ini dapat disimpulkan konsep-konsep yang sama dalam
mata pelajaran bahasa indonesia dengan mata pelajaran sejarah diajarkan secara
bersamaan, meskipun keduanya termasuk mata pelajaran yang berbeda.
B. Ciri-Ciri Model Sequenced
- Topik atau unit pada satu mata pelajaran disusun dan diurutkan bertepatan dengan unit mata pelajaran lain.
- Ide atau konsep yang sama pada satu mata pelajaran diajarkan juga pada mata pelajaran lain, walaupun tetap pada pengajaran yang terpisah.
C. Pendapat Dari Para Ahli Mengenai Model
Sequenced
John Adams mengatakan bahwa: ”buku
pelajaran bukan pedoman satu-satunya dalam melakukan proses pembalajaran. Akan
tetapi, proses pembalajaran saat ini guru lebih sering mengikuti format dan
tata letak teks pada buku pelajaran”.
Pendapat dari John bahwa pembelajaran
akan lebih masuk akal dan bermakna bagi siswa apabila guru mengatur urutan
konsep-konsep yang berkaitan, dalam mata pelajaran yang berbeda.
D. Keuntungan model sequenced.
Bagi Guru
- Dengan mengatur urutan topik, bab, dan unit, guru dapat membuat prioritas kurikuler, tidak sekedar mengikuti urutan yang sudah dibuat dalam buku teks.
- Dengan pembelajaran model sequenced ini guru dapat membuat keputusan penting tentang konten dari sudut pandang yang disengaja terkait dengan topik disiplin membantu mereka memahami study mereka dikedua bidang konten.
Bagi siswa
- Murid-murid melihat guru dimata pelajaran yang berbeda, isi mata pelajaran yang berbeda, dalam waktu yang berbeda guru membuat poin (topik, bab, & unit) maka siswa dapat memperkuat pengetahuannya dan mendapat pembelajaran yang lebih bermakna.
- Selain itu dari pengurutan yang disengaja mengenai topik-topik yang terkait dari disiplin-disiplin ilmu membantu mereka membuat pemahaman. Dengan diintergasikan model sequenced membantu transfer belajar siswa.
E. Kelemahan Model Sequenced
Kelemahan dari model sequenced adalah
dibutuhkannya kompromi untuk membentuk model,
guru-guru harus memiliki otonomi dalam membuat urutan kurikulum dengan partner
mereka, selain itu juga untuk membuat urutan sesuai dengan kejadian-kejadian
yang terakhir (yang terjadi saat ini) membutuhkan kerjasama dan fleksibelitas
dari semua orang yang terlibat.
F. Penggunaan Model Sequenced
Model sequenced ini berguna pada
tahap awal proses integrasi yang mengunakan dua bidang disiplin yang mudah
dikaitkan dengan yang lainnya, guru harus bekerja dengan seorang partner, mulai
membuat daftar isi kurikuler secara terpisah, kemudian tim ini mencoba untuk
mengurutkan isi yang terpisah tersebut sehingga keduanya dapat cocok. Mereka
mencoba menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna membuat pemahaman yang lebih
baik bagi siswa yang belajar dari keduanya (mata pelajaran). Jadi dapat
disimpulkan bahwa model Sequenced ini dapat digunakan saat terdapat
konsep-konsep yang sama pada mata pelajaran.
Contoh penggunaan Model Sequenced dalam bidang studi
Sosial dan Bahasa:
Sequenced:
Seni Bahasa
|
Studi Sosial
|
1. Robin Hood
2. Nellie Bly
3. Catatan Harian
Anne Frank
4. Perjalanan tengah malam Paul Revere
5. Kerja keras yang membawa kebebasannya
|
1. Revolusi Amerika
2. Perang sipil
3. Perubahan hak pilih wanita
4. Abad pertengahan
5. Perang Dunia II
|
Untuk mengaplikasikan model Connected pada proses pembelajaran di sekolah,
langkah-langkah pengembangan dapat dilakukan, sebagai berikut :
- Menganalisis isi kurikulum.
- Think Back (Re-design): Memilih dua mata pelajaran sejenis dan mengurutkan topik atau konsep dari masing-masing mata pelajaran dengan periode waktu yang sejajar.
- Think Ahead (Design): Memikirkan urutan yang logis dari kedua mata pelajaran dan menempatkan ke dalam urutan yang tepat.
- Think Again (Refine): Mendesain atau meredesain unit, topic, atau konsep dari kedua mata pelajaran yang secara logis dapat diajarkan dengan periode waktu yang sejajar.
Think Back: Re-Design
Think Again: Refine
PENALARAN PENTING:
"Sebagai guru kelas yang berpikir masuk akal
untuk mengajar di suatu lembaga, dimana pada saat yang
sama mengajar pada suatu kelas dengan tujuan untuk meningkatkan kebermaknaan
para siswa dalam pelajaran.“
Pemetaan Kurikulum merupakan
langkah mendasar menuju integrasi kurikulum.
Pemetaan kurikulum dari bulan ke
bulan, membuat ruang lingkup, mengurutkan unit yang terlihat
cocok dan dapat diakses oleh semua tim serta dapat diajarkan dalam
kelas.
Peta kurikulum kemudian dapat
dimanipulasi untuk memaksimalkan hubungan alami antara dua unit. Pengurutan
unit dengan guru lain adalah cara mudah untuk memastikan bahwa siswa melihat
hubungan antara keterampilan dan konsep yang yang diajarkan oleh kedua guru
dalam proses mengajar.
Mencari peluang
strategi untuk mencoba mengubah urutan ketika mengajarkan sesuatu. Salah satu
dari integrasi termudah dapat diletakkan paling awal. Tim tidak memerlukan
banyak waktu setelah urutan ditetapkan. Dua guru menggunakan dua langkah proses
: (1) daftar urutan tradisional topik atau unit dan (2) berbicara tentang mana
yang akan diajarkan bersamaan, membuat tanda cek pada masing-masing unit.
Daftar Kepustakaan :
Depdiknas.
Permendiknas Nomor 23 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Fogarty,
R. 1991. How To Integrate The Curricula.
Illionis: IRI/Skylight Publishing Inc.
Fogarty,
R. 2009. How To Integrate The Curricula 3rd
Edition. California: Corwin A Sage Company
Sumber:
Rinarta I.N, Citriana M.Y. 2012. Chapter Report: Model Sequenced. Tugas Perkuliahan
PPs Unesa Surabaya. Tidak Dipublikasikan.