MODEL SELULER - FRAGMENTED
APAKAH MODEL SELULAR ITU?
Pengaturan
kurikulum tradisional menentukan disiplin ilmu secara terpisah dan berbeda. Biasanya, penentu kebijakan akademisi membagi bidang kajian dalam empat bidang dan diberi label matematika, ilmu pengetahuan, seni bahasa, dan ilmu sosial.
Seni rupa dan seni praktis dimasukkan dalam mata pelajaran lainnya, termasuk seni, musik, dan
pendidikan jasmani, sementara itu teknologi, melukis, seni grafis, bisnis,
dan akuntansi dapat ditempatkan dalam seni teknis. Pengelompokan lain dalam disiplin ilmu adalah menggunakan
kategori humaniora, sains, seni praktis,
dan seni rupa. Dalam standar kurikulum, wilayah-wilayah subjek (bidang kajian) ini diajarkan secara terpisah, dengan tidak ada upaya
untuk menghubungkan atau mengintegrasikan mereka. Masing-masing dipandang
sebagai entitas murni dan berdiri sendiri. Masing-masing memiliki standar konten terpisah dan
berbeda. Meskipun mungkin ada tumpang tindih antara fisika dan kimia, hubungan
antara keduanya secara implisit, tidak eksplisit dan hubungan mereka
tidak didekati melalui kurikulum.
TERLIHAT SEPERTI APAKAH MODEL
SELULER ITU?
Di sekolah
menengah dan tinggi, disiplin ilmu masing-masing diajarkan oleh guru yang
berbeda, di lokasi yang berbeda di seluruh gedung, dengan siswa pindah ke ruang
yang berbeda. Setiap pertemuan terpisah dengan pengorganisasian yang terpisah dan berbeda, meninggalkan siswa dengan
pandangan yang terkotak dari
kurikulum. Sebuah model selular yang memprihatinkan, dengan mata pelajaran masih diajarkan secara
terpisah dan terpisah dari satu sama lain, adalah yang diterapkan di ruang kelas SD. Dalam situasi ini guru berkata,
"Sekarang, waktunya menyingkirkan
buku matematika Anda, dan mengambil paket ilmu Anda. Sudah waktunya untuk
bekerja pada unit ilmu kita”. Jadwal harian menunjukkan alokasi waktu yang berbeda untuk matematika, ilmu pengetahuan, dan ilmu sosial.
Seringkali topik dari dua wilayah bidang kajian tidak sengaja berkorelasi. Isolasi subjek ini dapat menjadi norma, bahkan di kelas mandiri, sebagai konsekuensi bahwa standar konten adalah yang diutamakan.
TERDENGAR
SEPERTI APAKAH MODEL SELULER ITU?
Seorang siswa
sekolah menengah pertama menjelaskan
kurikulum tradisional seperti vaksinasi: "matematika bukan sain, sain
bukan bahasa Inggris, bahasa Inggris bukan sejarah. Subjek adalah sesuatu yang
Anda ambil sekali dan tak perlu mengambilnya lagi. Ini seperti mendapatkan liburan, saya sudah
menembak aljabar saya. Aku sudah selesai dengan itu. "
Dalam satu
hari, siswa sekolah SMP mungkin diminta untuk tampil di tujuh atau delapan mata
pelajaran yang sangat berbeda, dari matematika ke pendidikan fisika. Mereka
akan melakukan hal ini setiap hari selain pekerjaan rumah dari setiap mata pelajaran yang diberikan. Untuk mengatasi beban kerja seperti ini, mahasiswa mungkin harus memilih fokus pada satu atau
dua mata pelajaran yang mereka nikmati, mereka lakukan, dan mereka unggulkan. Mereka melakukan seminimum mungkin dalam mata
pelajaran lain. Pembaca mungkin bertanya-tanya, "Apa yang siswa pelajari dalam situasi seperti ini? Apakah kebutuhan sistem
lebih diutamakan daripada kebutuhan siswa? "
APA KEUNTUNGAN MODEL SELULER INI?
Salah satu
keuntungan dari model selular, tentu saja, adalah bahwa kemurnian disiplin ilmu masing-masing tidak dibiarkan ternoda. Selain itu, guru/instruktur dapat mempersiapkan diri sebagai ahli di bidang tertentu dan memiliki kebebasan menggali ke
dalam mata pelajaran mereka dengan baik luas dan mendalam. Model tradisional
juga menyediakan zona kenyamanan bagi hubungan antar bidang kajian. Guru tidak perlu
bersusah payah mengkoneksikan antar disiplin ilmu. Secara normative mereka
menganggap bahwa bidangkajian-bidang kajian itu memang terpisah. Mereka
menganggap ada system nilai tertentu yang melekat pada setiap bidang kajian
dan itu berbeda dengan bidang kajian lainnya. Bahkan, disiplin ilmu yang berbeda melairkan cara berfikir yang
berbeda. Cara berfikir itu khas untuk tiap-tiap bidang kajian. Misalnya, matematikawan dan sastrawan memiliki cara yang berbeda dalam mengkategorikan suatu masalah. Merka menggunakan cara berfikir menurut genre mereka. Tiap-tiap disiplin ilmu menawarkan kekhasan jalan berpikir tentang dunia. Melatihkan pelajar dalam berbagai disiplin
ilmu berarti melatihkan banyak cara berfikir. Hal ini akan membentuk dan
memperluas spektrum berfikir siswa kelak di kemudian hari.
Model ini, meskipun pada awalnya muncul agak terfragmentasi, tetapi memberikan pandangan yang jelas dan diskrit pada masing-masing disiplin ilmu. Pada gilirannya, model ini menghasilkan cara berpikir
tertentu, melalui kualitas disiplin ilmu yang ditunjuk, yang meningkatkan
perspektif pembelajaran. Selain itu, para ahli dengan mudah dapat menyaring
keluar prioritas wilayah subjek mereka
sendiri karena mereka hidup dan bernapas dengan semangat untuk materi pelajaran
mereka. Dalam analisis akhir, siswa akan mampu mewujudkan manfaat nyata dari model selular ini ketika bekerja dengan mentor.
APA KERUGIAN MODEL SELULER INI?
Kerugiannya
adalah tiga kali lipat. Pertama, menyisakan beban kepada peserta didik untuk mengerahkan sumber daya mereka sendiri dalam hal membuat koneksi
dan mengintegrasikan konsep serupa. Kedua, adanya ketumpang-tindihan konsep, keterampilan, dan sikap, yang tidak jelas bagi pelajar, dengan demikian, transfer belajar dengan situasi baru kurang
mungkin terjadi. Menurut penelitian, tidak bisa meninggalkan pelajar tanpa pengawasan dalam membuat koneksi di dalam dan
lintas disiplin ilmu. Hal itu sama dengan mengabaikan beberapa penelitian terbaru tentang
transfer belajar, yang menyerukan untuk adanya fasilitasi eksplisit dalam proses pembelajaran melalui strategi
tertentu. Ketiga, dalam model berbasis disiplin ilmu, siswa
dapat dengan mudah terjebak dalam bencana kerja. Meskipun setiap guru memberikan jumlah yang wajar, efek kumulatif
dapat menjadi luar biasa bagi siswa.
KAPAN MODEL SELULER INI BERGUNA?
Model selular adalah konfigurasi kurikuler yang berguna dalam beberapa kasus. Ia bekerja untuk sekolah
besar dengan populasi beragam karena sekolah dapat menawarkan berbagai program
studi yang memberikan spektrum subjek untuk menargetkan kepentingan khusus. Hal
ini juga berguna, tentu saja, di tingkat universitas, di mana siswa melakukan
pengkajian pada jalur studi khusus yang memerlukan
pengetahuan ahli untuk mengajar, pendampingan, pelatihan, dan berkolaborasi.
Model ini juga membantu dalam program pendidikan guru, sebagai persiapan bisa
lebih terfokus. Dan itu adalah model yang baik untuk guru berlatih yang ingin
duduk di luar prioritas kurikuler untuk mengelola kelimpahan standar isi saat
mereka mempersiapkan model lintas-departemen untuk perencanaan interdisiplin
ilmu.
Dari uraian ini, dapat dipahami bahwa Model Celuler atau Fragmented merupakan
model pengintegrasian kurikulum dimana:
- Materi pembelajaran berdiri sendiri sebagai sebuah disiplin ilmu ;
- Materi pembelajaran diajarkan secara terpisah;
- Diajarkan oleh guru yang berbeda (guru bidang studi atau guru mata pelajaran);
- Pembelajaran dilakukan pada jam pelajaran dan kelas yang berbeda untuk disiplin ilmu yang berbeda;
- Pengorganisasian materi pembelajaran dilakukan sendiri-sendiri menurut bidang studi atau mata pelajaran.
Lantas, di mana letak keterpaduan atau integrasinya?
- Keterpaduan model ini harus tercapai ketika satu satuan waktu telah ditempuh, misalnya pada satu catur wulan / semester.
- Keterpaduan pada model fragmented terjadi jika siswa telah menyelesaikan seluruh runtutan kajian atau materi pelajaran yang pada akhirnya seluruh satuan-satuan konsep itu mencapai keutuhan, baik konsep, pemahaman suatu kajian, keterampilan dan nilai.
- Pembelajaran terpadu melalui kurikulum terpadu fragmented terjadi jika seorang guru memiliki keinginan agar siswa setelah menempuh pembelajaran satu kurun waktu tertentu memiliki kemampuan atau kecakapan tertentu.
BAGAIMANA CARA MENGINTEGRASIKAN KURIKULUM DENGAN MODEL SELULER
Penalaran penting:
"Saya memprioritaskan pemahaman fundamental atau
dasar pertama, kemudian saya mencari topik, konsep, atau unit yang dapat diberi
bobot yang berbeda"
Untuk bekerja dengan Model Selular, berpikir tentang unsur-unsur dari
kurikulum. Pertama, pilih satu subjek (matematika, IPA, IPS) yang mengajar di
tingkat SD atau satu kelas persiapan (aljabar, geometri, trigonometri) yang
Anda miliki di tingkat sekolah menengah atau tinggi.
Setelah Anda memiliki fokus pada subjek atau persiapan, pikirkan tentang
standar kurikulum yang ditujukan, dan
daftar semua topik yang relevan dari studi untuk wilayah kajian itu.
Setelah Anda telah mendaftar topik penelitian, berpikir tentang mana yang paling penting dan yang
paling sedikit penting. Kemudian memprioritaskan daftar dengan penomoran item,
dengan 1 sebagai yang paling penting dan jumlah tertinggi sebagai kurang penting.
Proses ini dikenal sebagai peringkat paksa, tapi akan sangat membantu untuk
membedakan pentingnya setiap topik.
Setelah Anda telah membuat keputusan Anda, dialog dengan mitra di
departemen yang sama atau tingkat kelas yang sama tentang prioritas kurikuler
dalam disiplin ilmu itu. Diskusikan bagaimana Anda menetapkan prioritas dan apa
pertimbangan Anda buat dalam memutuskan bagaimana bobot berbagai potongan dari
kurikulum yang ditargetkan. Biarkan pasangan Anda mengomentari daftar Anda.
Penting untuk diingat
bahwa, topik dan konten setiap disiplin ilmu yang direncanakan
diisolasi dari disiplin ilmu
lainnya. Misalnya, guru sains membuat daftar topik secara
khas untuk satu semester.
Alokasi waktu dan
urutannya ditentukan oleh masing-masing guru menggunakan kriteria individu,
sambil memilah-milah prioritas
kurikuler, dengan prinsip, "meninggalkan bahan
secara selektif " atau "memasukkan
bahan secara bijaksana” dalam merancang kurikuler.
Berikut ini disajikan langkah-langkah mengimplementasikan model Seluler -
Fragmented pada pembelajaran.
Think Back: Re-Design
Pilih salah satu disiplin ilmu dan
prioritaskan enam unit atau topik. Kemudian susun peringkatnya sesuai dengan persyaratan kurikuler
keseluruhan.
Misalnya untuk mata pelajaran IPA SMP Kelas VII Semester 1, dari Buku
Sekolah Elektronik (BSE) diketahui sejumlah topik pembelajaran sebagai berikut:
Topik
|
Urutan Topik
|
Pengukuran
|
1
|
Klasifikasi Zat
|
2
|
Wujud Zat dan Perubahannya
|
3
|
Perubahan Zat
|
4
|
Pengamatan Gejala Alam
|
5
|
Gerak
|
6
|
Urutan
topik-topik tersebut kemudian diredesain sesuai dengan urutan SK dan KD
sehingga menjadi:
Topik
|
Urutan Topik
|
Pengukuran
|
1
|
Pengamatan Gejala Alam
|
2
|
Wujud Zat dan Perubahannya
|
3
|
Klasifikasi Zat
|
4
|
Perubahan Zat
|
5
|
Gerak
|
6
|
Think Ahead: Design
Dibuat daftar konsep (daripada topik atau unit) untuk
semester yang sama di tahun mendatang. Kemudian disusun
peringkat konsep sesuai
dengan persyaratan kurikuler.
Topik
|
Urutan Topik
|
Pengamatan Gejala Alam
|
1
|
Pengukuran
|
2
|
Wujud Zat dan Perubahannya
|
3
|
Klasifikasi Zat
|
4
|
Perubahan Zat
|
5
|
Gerak
|
6
|
Think Again: Refine
Pikirkan kembali dengan membuat
daftar prioritas kurikuler dengan topik, kemudian dibuat peringkat berdasar
konsep. Daftar disesuaikan dengan
pembelajaran yang akan Anda lakukan.
Topik
|
Urutan Topik
|
Pengamatan Gejala Alam
|
1
|
Pengukuran, tanpa konsep Suhu
|
2
|
Wujud Zat dan Perubahannya, diawali dengan konsep Suhu
|
3
|
Klasifikasi Zat
|
4
|
Perubahan Zat
|
5
|
Gerak
|
6
|
Daftar Kepustakaan :
Depdiknas. Permendiknas
Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Depdiknas.
Fogarty, R. 1991. How
To Integrate The Curricula. Illionis: IRI/Skylight Publishing Inc.
Fogarty, R. 2009. How
To Integrate The Curricula 3rd Edition. California: Corwin A
Sage Company
Sumber:
Suwar, Sringatun. 2012. Chapter Report: Model
Fragmented. Tugas Perkuliahan PPs Unesa Surabaya. Tidak Dipublikasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar