KOROSI OLEH MIKROORGANISME
Terjadinya korosi yang disebabkan oleh mikroorganisme pada pipa-pipa
di laut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Bahan bakar minyak (BBM) dalam pipa
penyalur BBM dapat terkontaminasi oleh microba. Kontaminasi itu dapat
merusak hidrokarbonnya (biodegradasi) ataupun logam dinding Pipanya
(biokorosi). Kontaminasi dapat dimulai dari adanya mikroba yang terbawa oleh
alira BBM, aliran air, atau dari udara masuk. Bila BBM mengandung air, mikroba
dapat tumbuh dengan memanfaatkan hidrokarbon sebagai nutrisinya. Akibatnya
hidrokarbon mengalami degradasi dan membentuk asam atau produk lain. Asam ini
dapat bereaksi denagn logam dan membentuk karat.
Korosi biologis pada pipa
umumnya disebabkan karena adanya mikrobia. Mikrobia dalam proses korosi
dianggap sebagai penyebab
tersendiri, yang dalam kerjanya
dapat sendiri atau merupakan gabungan dari sejumlah mikroba yang
berbeda. Mikroorganisme hadir pada kondisi aerob, maupun anaerob. Kondisi
anaerob selalu hadir pada suatu lingkungan mikro, dibawah dari kondisi aerob.
Kondisi pH dan tersedianya nutrisi juga merupakan faktor yang menetukan
apakah suatu jenis mikroorganisme dapat berkembang di dalam tanah dan
menyebabkan korosi.
Salah satu mikroba yang turut
berperan dalam proses korosi mikrobiologis adalah bakteri pereduksi sulfat atau sulphate reducing bacteria (SRB)
yang hidup secara anaerob dan dapat tumbuh pada kisaran pH = 2 sampai pH = 9, tetapi optimalnya pada pH = 7.
Bakteri ini ditemukan hampir pada semua tanah, dan air, terutama yang banyak
mengandung bahan organik. Dalam suasana anaerob, asam sulfat akan direduksi
oleh bakteri pereduksi sulfat menghasilkan gas H2S dan H2O.
H2S yang dihasilkan akan bereaksi dengan besi membentuk FeS, Fe(OH)2.
Mikrobia yang lain yang
berperan dalam korosi adalah bakteri yang hidup secara aerob, yang telah
diketahui dengan baik dan merupakan suatu kenyataan, misalnya aktivitas Thiobacillus yang
dapat menghasilkan suatu lingkungan asam yang korosif. Dalam
kondisi yang aerob bakteri ini akan mengoksidasi sulfur atau senyawa sulfur
menjadi asam sulfat yang mempercepat korosi.
Bakteri memperoleh energi dari
oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ yang terlihat pada
endapan. Mereka sebagian terlihat dalam pipa (khas seperti gundukan 1/2 lingkaran)
di atas lubang pada permukaan baja. Beberapa termasuk pengoksidasi besi mereka
terdapat di lam sebagai lapisan protein yang panjang atau bentuk filamen.
Filamen yang panjang Bakteri pereduksi sulfat (SRB) ,
merupakan salah satu mikrobia yang turut berperan dalam proses
korosi adalah bakteri pereduksi sulfat yang hidup secara anaerob. Bakteri ini
ditemukan hampir pada semua tanah dan air, terutama yang banyak
mengandung bahan organik. Bakteri pengoksidasi sulfur / sulfid
termasuk golongan bakteri aerob yang memperoleh energi dari oksidasi sulfid
atau elemen sulfur menghasilkan sulfat. Beberapa tipe bakteri aerob,
dapat mengoksidasi sulfur menjadi asam sulfur, pada pH dibawah 1,0. Desulfovibrio desulforicans adalah salah
satu jenis bakteri pereduksi sulfat yang sangat berperan dalam proses
korosi. Bakteri ini ermasuk gram negatif, fakultatif anaerob yang
hidupnya tidak tergantung tersedianya zat organik, tapi cukup gas CO2 yang
dijadikan sebagai sumber karbon, tetapi jika ada zat organik peran bakteri ini
dalam proses korosi meningkat.
Korosi oleh Mikrooranisme pada Pipa di bawah laut |
Besi dan baja karbon biasanya
mempunyai laju korosi yang rendah dalam air netral terdeaerasi (oksigennya
telah diusir pergi) dan di dalam larutan garam karena hanya terjadi reaksi
reduksi katodik :
2 H2O
+ 2e- → H2 + 2 OH-
Bakteri anaerob pereduksi
sulfat (sulphate reducing bacteria / SRB) akan menyebabkan korosi pada
struktur baja yang ditimbun dalam tanah, dengan pembentukan lapisan tak
protektif seperti FeS dan Fe2O3.H2O. , bila
SRB pada awalnya tidak aktif. Bila SRB aktif sejak awal, maka produk korosi
yang terbentuk adalah FeS dan sedikit FeCO3, pada pH 7. Mikroba
ini menyebabkan terjadinya proses korosi dengan bentuk serangan korosi merata,
sumuran, ataupun sel konsentrasi
Pengontrolan SRB tentunya hanya
dapat dilakukan dengan meniadakan media untuk kehidupan bakteri, dimana
biasanya adalah air dan tanah lembab .Untuk mengurangi koloni SRB, khususnya yg
bersifat seLogamile ini bisa dilakukan dengan mechanical cleaning (pigging) yang dibarengi dengan batching
biocide. Untuk pipa2 yang bersifat dead leg dimana kemungkinan ada bakteri
sebaiknya di injeksi oleh biocide (salah satu jenis corrosion inhibitor).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar