PITTING CORROSION
Pitting
corrosion merupakan
jenis korosi logam yang terlokalisasi dan berpenetrasi ke bagian dalam
logam dengan sudut 90o terhadap permukaan logam. Pitting
corrosion disebut juga korosi sumur karena pada permukaan logam hanya
berupa lubang, tetapi memanjang dan melebar ke bagian dalam logam. Pitting
corrosion lebih
berbahaya daripada uniform corrosion karena kecepatannya 10 – 100 kali lebih
besar.
Pitting
corrosion disebabkan
oleh lingkungan (kimia) yang mengandung ion “agressive” seperti klorida,
bromida, iodida, fluorida dan sulfat yang menyebabkan kerusakan secara
mekanik atau kimia pada lapisan oksida pasif. Terkelupasnya sedikit lapisan
pasif rentan terhadap serangan korosi, serta lingkungan lembab dan adanya
ketidakseragaman di permukaan logam, seperti goresan atau crack, juga dapat
menjadi pemicu terjadinya pitting corrosion.
Mekanisme
Reaksi
Mekanisme terjadinya pitting
corrosion terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
Film breakdown :
Lapisan oksida pasif pada permukaan logam mengalami kerusakan akibat
serangan ion
Cl- atau secara mekanik.
Pit initiation
Pitting mulai terbentuk ketika
potensial pitting (Epit) kritikal. Pembentukan awal inisiasi tidak
dapat diketahui dengan jelas karena kecepatan bervariasi tergantung kepada
migrasi “corrodent” ke dalam dan keluar pit. Kerusakan menyebabkan lapisan
menjadi 2 fasa, yaitu : lapisan dekat logam fasa kristalin dan lapisan dekat larutan fasa
campuran ion logam dan ion hidroksida.
Pit growth
Pada tahapan ini, pada bagian pit
akan terjadi reaksi oksidasi (pelarutan) logam.
Fe ------------------ Fe2+ + 2e-
(dissolution of iron)
Lalu elektron yang dihasilkan akan
ditransfer menuju lapisan pasif (katodik) agar terjadi reaksi katodik.
O2 +
2H2O + 4e-
------------------ 4(OH-)
Dengan adanya lapisan pasif diluar
pit, logam yang terlarut tidak dapat menyebar melewati permukaan.
Muatan positif di dalam pit ion
negatif, biasanya ion klorida. Reaksi autokatalitik pada pit dimulai dan
berlanjut :
FeCl2 + 2H2O ------------- Fe(OH)2 + 2 HCl
Gambar 1. Ilustrasi
terjadinya pitting corrosion pada stainless steel
Pencegahan
Pitting
korosi dapat terjadi pada stainless steel . Pencegahan akan terjadinya korosi
pitting dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara pencegahan
berdasarkan penelitian, pitting korosi pada stainless steel dapat dihambat
dengan penambahan oksida anion (sebagai inhibitor), seperti NO3-,
WO42-, Cr2O72-, MoO42-,
ke dalam larutan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan larutan 30% H3PO4
yang mengandung 15000 ppm NaCl. Penelitian diamati dengan menggunakan
teknik polarisasi potensiodinamik dan potensiostatik. Hasil menunjukkan bahwa
hampir semua aditif meningkatkan ketahanan korosi dari paduan. Ketahanan korosi
dan serangan pitting tergantung pada jenis dan konsentrasi dari aditif
tersebut.
Gambar 2. Kurva polarisasi pengaruh penambahan
oksida anion (NO3-).
Penambahan oksida anion lainnya akan
menghasilkan kurva yang serupa
Mekanisme
Inhibitor
Efek
inhibitor pada korosi pitting, pada dasarnya terdapat dua mekanisme :
- Kompetisi adsorbsi antara inhibitor dan ion agresif, dimana adsorbsi ion inhibitor ke lapisan protektif lebih dominan
- Bergabungnya molekul atau ion inhibitor ke lapisan pasif, untuk meningkatkan kestabilan terhadap serangan ion agresif.
Efek
penambahan ion NO3- ke dalam larutan klorida pada kondisi
asam meningkatkan ketahanan korosi pitting karena lapisan adsorbsi nitrogen
pada lapisan oksida menghalangi adsorbsi ion klorida. Kemampuan adsorbsi nitrat
sangat kuat.
Dichromate
(Cr2O72-)
Pengukuran
potensiodinamik Cr2O72- mengilustrasikan bahwa
kemampuan proteksi SS 316 terhadap korosi akan optimal ketika konsentrasinya
~5700 ppm di dalam larutan. Ion Cr2O72- dapat
teradsobsi dan bergabung sebagai Cr2O3 untuk
menghambat perkembangan pitting dan memperbaiki lapisan pasif.
Tungstate
(WO42-)
Pada larutan
asam, tungsten kemungkinan menuju lapisan pasif oleh karena interaksi dengan
air dan membentuk WO3 yang tidak larut.
Molibdate
(MoO42-)
Berdasarkan
pengukuran potensiodinamik mengilsustrasikan bahwa kemampuan proteksi optimal
jika konsentrasi MoO42- 5800 ppm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar