Pengertian Eksotik
Spesies yang diintroduksi dari habitat aslinya ke habitat yang baru di
tempat lain sebagai tindakan manusia dinamakan spesies eksotik, spesies asing, atau spesies
tidak asli. Kontributor utama terhadap pengurangan dan kepunahan (selain
karena hilangnya habitat), adalah introduksi spesies bukan alami pada
lingkungan baru. Spesies kadang-kadang menginvasi habitat baru secara alami,
tetapi eksplorasi dan kolonisasi manusia secara dramatik meningkatkan
penyebaran spesies. Bilamana manusia
bermukim jauh dari tempat tinggalnya, mereka secara sengaja mengintroduksi
tanaman dan hewan yang telah dibudidayakannya. Banyak spesies lain secara tidak
sengaja terangkut ke seluruh dunia..
Banyak tanaman dan binatang, misalnya di Indonesia,
merupakan eksotik. Demikian juga hama dan penyakit tanaman banyak yang eksotik.
Eksotime mungkin
merugikan pada flora dan fauna asli. Mereka sering meninggalkan
faktor-faktor yang berkembang bersamanya yang mengendalikan populasi dan
penyebarannya. Dalam habitat barunya mungkin hanya ada sedikit predator atau
penyakit, sehingga populasinya tumbuh tak terkendali. Mereka sering kali
dinamakan eksotik invasif. Organisme yang dimangsa mungkin belum mengembangkan
mekanisme pertahanan dan spesies asli mungkin tak dapat berkompetisi dengan
baik terhadap ruang dan makanan, sehingga terdesak ke kepunahan.
Tanaman Eksotik
Kebanyakan tanaman eksotik yang menimbulkan problem
lingkungan sekarang ini adalah diintroduksi secara tidak sengaja, misalnya
mendompleng melalui benih tanaman lain yang didatangkan. Tanaman eksotik yang tidak dikehendaki di
bidang pertanian dan kehutanan dinamakan gulma.
Mikania micrantha diintroduksi ke Indonesia sebagai tanaman penutup tanah (cover crop) di
perkebunan. Dewasa ini spesies ini telah menjadi gulma yang penting.
Acacia nilotica menjadi tanaman yang sangat agresif perkembangannya di Taman Nasional
Baluran sehingga mendesak ruang tumbuh bagi spesies lain; spesies ini
diintroduksi pertama kali dari Afrika sebagai tanaman pagar.
Eceng gondok (Eichhornia
crassipes) tumbuh
sangat cepat di sungai-sungai dan danau. Spesies ini awalnya diintroduksi
sebagai tanaman ornamental.
Hewan Eksotik
Transfer binatang yang paling destruktif dan mahal
dari satu negara ke negara lain adalah kelinci ke Australia. Pertama kali
diintroduksi oleh seorang tuan tanah kaya, Thomas Austin, yang kangen akan
binatang-binatang dari tanah airnya, Inggris. Austin membawa beberapa dosin
kelinci tahun 1859 dan melepaskannya di negara bagian Victoria. Kelinci ini
beranak pinak, dan menjadi binatang buruan bagi Austin. Enam tahun kemudian ia
menaksir telah membunuh 20.000 ekor dan masih ada 10.000 ekor lagi. Kelinci
akhirnya menyebar ke seluruh kontinen Australia, perburuan kelinci menjadi populer,
daging dan kulit kelinci menjadi komoditi ekspor bagi Australia. Populasi
kelinci bertambah cepat karena tidak adanya predator (serigala) seperti di
Eropa. Predator yang ada, dingo (sejenis anjing) telah dikendalikan populasinya
oleh peternak biri-biri.
Dalam 50 tahun kelinci telah menyebar ke seluruh Australia kecuali di
bagian utara yang beriklim tropis, dan populasinya demikian padat sehingga
memakan setiap rumput yang ada dan mematikan semak dan pohon dengan memakan
kulitnya. Kelinci juga menginvasi ladang
penggembalaan biri-biri menjadi lahan yang tak produktif, menurunkan produksi
wol menjadi setengahnya. Akhirnya, kelinci dinyatakan sebagai musuh, yang
diburu dan dibunuh. Pemerintah menyediakan hadiah bagi yang mengumpulkan ekor
kelinci, dan jutaan ekor telah dikumpulkan.
Manfaat eksotik
Apa yang telah disampaikan di atas adalah beberapa
contoh eksotik yang memberikan dampak negatif pada habitat yang baru, terutama
bila populasinya tidak terkendali. Tetapi, spesies eksotik juga memberikan
manfaat positif yang tidak kalah pentingnya bagi manusia.
Banyak
tanaman yang dibudidayakan oleh manusia adalah eksotik. Di Indonesia tanaman penghasil bahan makanan
dan komoditas lainnya kebanyakan adalah eksotik, diantaranya seperti pada tabel
sebagai berikut :
Spesies
|
Asal
|
Jagung |
Meksiko
|
Ketela pohon
|
Amerika Tengah
|
Lombok
|
Amerika Tengah
|
Kacang tanah
|
Amerika Tengah
|
Kedelai
|
Mansuria
|
Karet
|
Amerika Tengah
|
Kentang
|
Amerika Selatan
|
Tomat
|
Amerika Selatan
|
Kakao
|
Afrika Barat
|
Kopi
|
Etiopia
|
Teh
|
India, China
|
Tembakau
|
Amerika Utara
|
Sawit
|
Afrika Barat
|
Mangga
|
India
|
Advokat
|
Amerika Tengah
|
Pepaya
|
Amerika Tengah
|
Cempedak
|
Asia Tenggara
|
Jati
|
India
|
Mahoni
|
Amerika Tengah
|
Lamtoro
|
Amerika Tengah
|
Sonokeling
|
India
|
Asam
|
India
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar