CONNECTED MODEL
Menurut Fogarty, The Connected Model of the curriculum is the view through an opera glass,
providing a close-up of the details , subtleties and interconnections within
one discipline. Hal ini memberikan pengertian bahwa model Connected pada integrasi kurikulum
memberikan suatu pandangan terbuka dengan melihat lebih dekat sampai masalah
rinci di dalam suatu disiplin.
Lebih lanjut Fogarty (1991 : 13) menjelaskan bahwa : “Although
the major disciplines areas remain separate, this curricular model focuses on
making explicit connection within each subject area, connecting one topic to
the next, connecting one concept to another, connecting one skill to a related
skill, connecting one day’s work to the next , or even connecting one
semester’s ideas to the next”.
Dengan demikian
dapat dipahami bahwa sekalipun dalam model ini bidang-bidang ilmu yang utama
tetap terpisah, model kurikulum ini membuat keterkaitan yang jelas atau nyata
dalam setiap mata pelajaran , menghubungkan satu konsep dengan konsep lain,
satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas
yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari
berikutnya, serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan semester
berikutnya.
Kunci model
model ini adalah upaya yang disengaja untuk menghubungkan kurikulum dalam satu
mata pelajaran dan bukan dengan asumsi bahwa siswa memahami hubungan tersebut
secara otomatis. Dengan demikian, guru perlu memfasilitasi siswa untuk
menemukan keterkaitan antara satu konsep dengan konsep lain, satu topik
dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang
dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya,
serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan semester berikutnya
Model terhubung ini berguna sebagai langkah awal menuju kurikulum yang
terintegrasi. Dengan model ini, guru merasa percaya diri untuk mencari
keterhubungan dalam bidang studi mereka sendiri. Ketika mereka menjadi mahir
dalam menghubungkan ide-ide dalam satu bidang studi, akan menjadi lebih mudah
untuk mengamati saling keterkaitan di berbagai bidang ilmu.
Proses menghubungkan ide berlaku juga untuk standard isi. Ini sebagai salah
satu cara bagaimana guru mengelola dan memahami sejumlah besar dari standar,
sehingga koneksi bisa dilakukan bersama-sama dalam rapat jurusan (rumpun mata
pelajaran) - bersama para guru berpengalaman dan terbiasa dalam menentukan
suasana aman bagi sebuah perubahan.
Dengan
menggunakan model ini, dapat untuk memulai Tim Teaching dalam satu jurusan atau
tingkatan kelas, dapat menjadi strategi
yang bermanfaat untuk memancing dan mendorong penggunaan model integrasi yang
lebih kompleks di kemudian hari.
Beberapa
kelebihan model connected adalah sebagai berikut :
- Dengan menghubungkan ide-ide dalam satu bidang studi atau mata pelajaran, siswa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada aspek tertentu yang sempit (By connecting ideas within a single discipline, learners have the advantages of seeing the big picture as well as engaging in focused study of one aspect. Students see an all-encompassing picture rather than a narrow one).
- Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci dan keterampilan, seperti metode ilmiah atau observasi dan inferensi secara terus menerus, sehingga terjadi proses internalisasi lebih dalam oleh pembelajar atau peserta didik (In addition, keys skills and concepts , such as the scientific method or observation and inference , are developed over time for deeper internalization by learners)
- Dengan menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi, memungkinkan siswa mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki serta mengasimilasi ide-ide secara bertahap sehingga lebih banyak kesempatan memfasilitasi terjadinya proses transfer (Connecting ideas within a discipline permits learners to review, reconceptualize, edit and assimilate ideas gradually, with more chance of facilitating transfer)
Selain kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, model Connected juga memiliki
beberapa kekurangan atau kelemahan, yaitu :
- Berbagai bidang studi atau disiplin ilmu dalam model ini masih dipisahkan, nampak tidak saling terkait, namun hubungan-hubungan dibuat jelas dalam mata pelajaran yang ditentukan (The various disciplines in this model remain separated an appear unrelated, yet connections are made explicit within the designated discipline)
- Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim , sehingga isi pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi (Teachers are not encourages to work together in this model, so content remains the focus without streching concepts and ideas across other disciplines)
- Upaya-upaya yang terkonsentrasi untuk memadukan ide-ide pada satu bidang studi, menyebabkan usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan (The concentrated efforts to integrate within the discipline overlook opportunities to develop more global relationships to other subjects)
Untuk mengaplikasikan model Connected pada proses pembelajaran di sekolah,
langkah-langkah pengembangan dapat dilakukan, sebagai berikut :
- Analisis SK dan KD: Identifikasi topik, unit, atau konsep yang diajarkan dalam urutan tertentu dalam suatu mata pelajaran atau kelas.
- Think Back (Re-design): Dengan menggunakan template untuk model connected, letakkan satu topik pada baris atas dan topik lainnya pada baris bawah, yg merepresentasikan bahwa yang satu diajarkan lebih dahulu daripada yang lain.
- Think Ahead (Design): Pikirkan konektor apa (konsep, keterampilan, atau sikap) yang dapat mengikat kedua topik bersama-sama, dalam urutan yang logis ? Kemudian tempatkan ide penghubung pada baris tengah.
- Think Again (Refine): Mendesain atau meredesain unit, topic, atau konsep yang secara logis dapat dikoneksikan untuk siswa dan pembelajaran.
Contoh Implementasi Model Connected
pada mata pelajaran IPA SMP
Analisis SK dan KD
Materi
pembelajaran sebelumnya
|
Materi yang akan diajarkan
|
Materi pembelajaran sesudahnya
|
|
Standar Kompetensi
(SK)
|
Memahami
sistem dalam kehidupan tumbuhan
|
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan
sehari-hari.
|
Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
|
Kompetensi Dasar
(KD)
|
Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi
dan trans-formasi energi pada
tumbuhan hijau
|
Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya,
prinsip “usaha dan energi” serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
|
Mendeskripsikan hubungan
energi dan daya listrik serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari
|
Unit, Topic, atau Konsep
|
Transformasi
Energi pada Tumbuhan
|
Usaha dan Energi
|
Energi
dan Daya Listrik
|
Kelas / Semester
|
VIII/1
|
VIII/2
|
IX/1
|
Think Ahead: Design
Think Again: Refine
Daftar Kepustakaan :
Depdiknas.
Permendiknas Nomor 23 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Fogarty,
R. 1991. How To Integrate The Curricula.
Illionis: IRI/Skylight Publishing Inc.
Fogarty,
R. 2009. How To Integrate The Curricula 3rd
Edition. California: Corwin A Sage Company
Sumber:
Azis M, Ulfa M. 2012. Chapter Report: Model Connected. Tugas Perkuliahan PPs Unesa
Surabaya. Tidak Dipublikasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar