About Me

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

Rabu, Agustus 01, 2012

Sejarah dan Asal Usul Kurikulum

Dilihat dari sisi sejarah, istilah kurikulum (curriculum) adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa yunani.  Pada awalnya istilah ini digunakan untuk dunia olah raga,  yaitu berupa jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada masa yunani dahutu kata istilah "kurikulum" digunakan untuk menunjukkan tahapan-tahapan yang dilalui atau ditempuh oleh seorang pelari dalam perlombaan lari estafet yang dikenal dalam dunia atletik. Dalam proses lebih lanjut istilah ini ternyata mengalami perkembangan  sehingga penggunaan istilah ini meluas dan merambah ke dunia pendidikan. Sejauh ini belum diketahui secara pasti kapan istilah kurikulum masuk ke dunia pendidikan. Demikian pula mengenai tokoh  yang berkuasa pada masa itu yang berjasa dalam mengangkat istilah kurikulum ke dunia pendidikan secara meyakinkan belum ditemukan dari sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Agaknya persoalan ini memerlukan penelitian sejarah kurikulum yang lebih mendalam untuk melihat lebih jauh mengenai sejarah peristilahan-peristilahan kurikulum yang dari awalnya telah berkembang pada masa Yunani (Athena).
            Dari sisi etimologi' kata "kurikulum" (curriculum) terambil dari bahasa latin yang memiliki makna yang sama dengan kata “rarecourse"  (gelanggang perlombaan).  Kata "curriculum" dalam bentuk kata kerja yang dalam bahasa latin dikenal dengan istilah “curere” mengandung arti "menjalankan perlombaan" (running of the race). Sedangkan dari sudut terminologinya, istilah kurikulum digunakan dalam berbagai versi.  Zais menggunakan istilah kurikulum untuk menunjukkan dua hal yang disebutnya sebagai; (1) rencana pendidikan untuk siswa (plan for the education of learners)  dan (2) lapangan studi (field of study).
            Kurikulum sebagai rencana pendidikan untuk siswa biasa disebut sebagai kurikulum untuk suatu sekolah. Kurikulum dalam pengertian ini mencakup mata pelajaran yang tercakup ke dalam lapangan kurikulum (the curriculum field). Adapun kurikulum sebagai lapangan studi (as a field of study) oleh para ahli kurikulum diberi batasan sebagai berikut; (1) studi yang berhubungan dengan struktur substantif dari setiap rnata pelajaran dan (2) prosedur penyelidikan praksis-praksis yang berhubungan dengan struktur sintaksis (kurikulum). Lebih jelasnya dapat ditegaskan bahwa kurikulum sebagai lapangan studi mencakup : (a) mata pelajaran yang disajikan dalam kurikulum, dan (b) proses-proses mata pelajaran yang berhubungan dengan perubahan dan pengembangan kurikulum.
            Kurikulum sebagai lapangan studi dapat dilihat akarnya pada gerakan pengikut-pengikut Herbart pada akhir abad 19 M. Johan Friedrich Herbart (1776-1841) , seorang filsuf  berkebangsaan Jerman yang mempunyai gagasan-gagasan pendidikan yang cukup luas pengaruhnya dan diterima oleh masyarakat Amerika Serikat pada akhir pertengahan abad 19. Teori-teori Herbart tentang pengajaran dan pembelajaran telah menuntut perhatian serius berbagai kalangan di Amerika untuk melakukan pilihan-pilihan dan pengorganisasian mata pelajaran.
            Gerakan-gerakan dari pengikut Herbart ini berhasil memperlihatkan kesadaran dan minat yang tinggi terhadap isi kurikulum pendidikan di Amerika, yang oleh Kliebard (1968) sebagaimana dikutip oleh Zais dalam Hasibuan (2010),  menyebutkan bahwa sejak abad ini kurikulum telah menjadi isu pendidikan yang populer di Amerika.
            Dalam perkembangan lebih lanjut, peristiwa-peristiwa penting dalam pendidikan dilakukan oleh sejumlah pihak, sehingga minat untuk membicarakan kurikulum pun semakin tumbuh secara intensif. Apalagi setelah didirikannya suatu komite yang dikenal dengan nama Komite Sepuluh (The Committee of Ten) oleh Presiden Harvard, Charles W. Elliot. Komite ini memberikan laporan pendidikan yang begitu mengagumkan pada tahun 1893. Laporan ini menjadi isu penting pendidikan yang benar-benar menonjol pada tahun tersebut. Selanjutnya untuk dua dekade terakhir, keberadaan komite menjadi lebih kuat karena dapat memberikan pengaruh terhadap berdirinya organisasi yang memberikan perhatian serius terhadap pendidikan.
            Kehadiran organisasi- organisasi ini semakin menunjukkan pentingnya pembicaraan-pembicaraan yang berhubungan dengan persoalan isi dan organisasi kurikulum. Dalam waktu yang sama John Dewey  melakukan pula percobaan-percobaan untuk mengembangkan inovasi di sekolah laboratorium terkenal di Universitas chicago. Kendatipun perhatian yang dipusatkan pada isu kurikulum sudah ada pada saat itu, namun dilihat dari sisi individu yang benar-benar memberikan perhatian khusus kepada kurikulum belum ada pada waktu itu, sehingga pemikiran ke arah tenaga spesialis kurikulum pun belum muncul pada waktu itu.
            Pemikiran ke arah tenaga spesialis kurikulum baru muncul sesudah tahun 1918, yaitu ketika diterbitkannya buku pertama yang membahas tentang kurikulum oleh Franklin Bobbitt, berjudul "The Curriculum". Lahirnya karya di atas menjadi awal munculnya kebutuhan untuk memunculkan tenaga-tenaga spesialis kurikulum yang menjadikan kurikulum sebagai Lapangan studi. Karya Bobbitt kemudian diikuti oleh munculnya karya-karya lain yang berbicara secara khusus dalam bidang kurikulum.
            Beberapa buku kurikulum lainnya diterbitkan oleh para teorisi dan praktisi pendidikan di mana mereka telah berpikir sebagai seorang tenaga spesialis kurikulum. Mereka ini antara lain adalah W.W. Charters dari Universitas Ohio yang menerbitkan buku yang berjudul "Curriculum Construction" (Konstruksi Kurikulum) pada tahun 1923. Demikian juga pada tahun berikutnya, buku berjudul "How Ta Make A Curriculum" merupakan karya besar kedua yang ditulis oleh Bobbitt.
            Dalam tahun 1926 perkumpulan masyarakat nasional (The National Society) Amerika yang bergerak dalam pendidikan menerbitkan buku dalam bentuk review 685 halaman, berisi tinjauan ulang tentang perkembangan kurikulum, dan diberi judul “The Foundation and Technique of Curriculum Construction". Dua dari bagian buku tahunan yang dipublikasikan oleh perkumpulan masyarakat nasional ini, disiapkan oleh sebuah komite yang terdiri dari para sarjana kurikulum. Komite ini diketuai oleh Harold Rugg , beranggotakan antara lain : Franklin Bobbitt,  W.W.Charters , dan Charles Judd.
            Sejak masa ini kurikulum telah menjadi lapangan studi yang dalam perkembangan lebih lanjut mengalami variasi. Ada yang menyebutnya dengan istilah "Curriculum Conscious” dengan memuat program-program revisi kurikulum dalam sistem sekolah. Denver misalnya dalam tahun 1922 menggulirkan studi kurikulum dengan mengangkat tema "Rencana Perbaikan Kurikulum". Demikian pula St. Louis dalam tahun 1925 menarik perhatian masyarakat nasional Amerika, karena kajian kurikulum yang berhubungan dengan program revisi komprehensif. Kajian ini telah melibatkan beratus-ratus tenaga pengajar dan juga kelompok besar dari tenaga konsultan kurikulum. Proyek ini secara keseluruhan telah berhasil mendorong berkembangnya komunitas pendidikan pada masa-masa selanjutnya.

Referensi :
Hasibuan, Lias. 2010.  Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada (GP Press)

2 komentar: