About Me

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

Selasa, Mei 08, 2012

Korosi 1

KOROSI OLEH MIKROORGANISME


Terjadinya korosi  yang disebabkan oleh mikroorganisme pada pipa-pipa di laut  dapat dijelaskan sebagai berikut.
Bahan bakar minyak (BBM) dalam pipa penyalur BBM  dapat terkontaminasi oleh microba. Kontaminasi itu dapat merusak hidrokarbonnya (biodegradasi) ataupun logam dinding Pipanya (biokorosi). Kontaminasi dapat dimulai dari adanya mikroba yang terbawa oleh alira BBM, aliran air, atau dari udara masuk. Bila BBM mengandung air, mikroba dapat tumbuh dengan memanfaatkan hidrokarbon sebagai nutrisinya. Akibatnya hidrokarbon mengalami degradasi dan membentuk asam atau produk lain. Asam ini dapat bereaksi denagn logam dan membentuk karat.
Korosi  biologis pada pipa  umumnya disebabkan karena adanya mikrobia. Mikrobia dalam proses korosi dianggap     sebagai    penyebab  tersendiri,   yang  dalam  kerjanya    dapat  sendiri atau merupakan gabungan dari sejumlah mikroba yang berbeda. Mikroorganisme hadir pada kondisi aerob,  maupun anaerob. Kondisi anaerob selalu hadir pada suatu lingkungan mikro, dibawah dari kondisi aerob. Kondisi pH dan tersedianya nutrisi juga merupakan faktor yang  menetukan apakah suatu jenis mikroorganisme dapat berkembang di dalam tanah dan menyebabkan korosi. 
Salah satu mikroba yang turut berperan dalam proses korosi mikrobiologis adalah bakteri pereduksi sulfat atau sulphate reducing bacteria (SRB) yang hidup secara anaerob dan dapat tumbuh pada kisaran pH =  2 sampai pH = 9, tetapi optimalnya pada pH = 7. Bakteri ini ditemukan hampir pada semua tanah, dan air, terutama yang banyak mengandung bahan organik.  Dalam suasana anaerob, asam sulfat akan direduksi oleh bakteri pereduksi sulfat menghasilkan gas H2S dan H2O. H2S yang dihasilkan akan bereaksi dengan besi membentuk FeS, Fe(OH)2.
Mikrobia  yang lain yang berperan dalam korosi adalah bakteri yang hidup secara aerob, yang telah diketahui dengan baik dan merupakan suatu kenyataan, misalnya aktivitas  Thiobacillus  yang  dapat   menghasilkan suatu lingkungan asam yang korosif. Dalam kondisi yang aerob bakteri ini akan mengoksidasi sulfur atau senyawa sulfur menjadi asam sulfat yang mempercepat korosi.
Bakteri memperoleh energi dari  oksidasi Fe2+  menjadi  Fe3+ yang terlihat pada endapan. Mereka sebagian terlihat dalam pipa (khas seperti gundukan 1/2 lingkaran) di atas lubang pada permukaan baja. Beberapa termasuk pengoksidasi besi mereka terdapat di lam sebagai lapisan protein yang panjang atau bentuk filamen. Filamen yang panjang   Bakteri pereduksi sulfat (SRB)  ,  merupakan salah   satu mikrobia yang turut berperan dalam proses korosi adalah bakteri pereduksi sulfat yang hidup secara anaerob. Bakteri ini ditemukan hampir pada semua tanah dan air, terutama  yang banyak mengandung bahan organik. Bakteri pengoksidasi sulfur / sulfid   termasuk golongan bakteri aerob yang memperoleh energi dari oksidasi sulfid atau elemen sulfur menghasilkan sulfat.  Beberapa tipe bakteri aerob, dapat mengoksidasi sulfur menjadi asam sulfur, pada pH dibawah 1,0. Desulfovibrio desulforicans adalah salah satu jenis bakteri pereduksi sulfat yang sangat berperan dalam proses  korosi. Bakteri ini ermasuk gram negatif,  fakultatif  anaerob yang hidupnya tidak tergantung tersedianya zat organik, tapi cukup gas CO2 yang dijadikan sebagai sumber karbon, tetapi jika ada zat organik peran bakteri ini dalam proses korosi meningkat.  

Korosi oleh Mikrooranisme pada Pipa di bawah laut

Besi dan baja karbon biasanya mempunyai laju korosi yang rendah dalam air netral terdeaerasi (oksigennya telah diusir pergi) dan di dalam larutan garam karena hanya terjadi reaksi reduksi katodik :
2 H2O + 2e- H2 + 2 OH-

Bakteri anaerob pereduksi sulfat (sulphate reducing bacteria / SRB) akan menyebabkan korosi pada struktur baja yang ditimbun dalam tanah, dengan pembentukan lapisan tak protektif seperti FeS dan Fe2O3.H2O. , bila SRB pada awalnya tidak aktif. Bila SRB aktif sejak awal, maka produk korosi yang terbentuk adalah FeS dan sedikit FeCO3, pada pH 7. Mikroba ini menyebabkan terjadinya proses korosi dengan bentuk serangan korosi merata, sumuran, ataupun sel konsentrasi
Pengontrolan SRB tentunya hanya dapat dilakukan dengan meniadakan media untuk kehidupan bakteri, dimana biasanya adalah air dan tanah lembab .Untuk mengurangi koloni SRB, khususnya yg bersifat seLogamile ini bisa dilakukan dengan mechanical cleaning (pigging) yang dibarengi dengan batching biocide. Untuk pipa2 yang bersifat dead leg dimana kemungkinan ada bakteri sebaiknya di injeksi oleh biocide (salah satu jenis corrosion inhibitor).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar