About Me

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

Sabtu, Mei 05, 2012

Tumbuhan Endemik Papua

MAHKOTA DEWA



Mengenal Mahkota Dewa
Tumbuhan Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dikenal sebagai salah satu tanaman obat di Indonesia, dan merupakan tumbuhan asli Papua.  
Buah Mahkota Dewa memiliki berbagai nama yang berbeda di beberapa daerah di Indonesia. Beberapa nama tersebut antara lain adalah buah Simalakama (Melayu), Makuta Dewa, Makuto Rojo, Makuto Ratu, Makuto Mewo (Jawa). Buah mahkota dewa menjadi sangat popular karena kemampuanya sebagai tanaman herbal untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)

 Mahkota Dewa termasuk famili Thymelaece. Batang utama bercabang-cabang setinggi 1,5 - 3 m, daunnya tunggal berbentuk lonjong, berujung lancip. Buahnya bulat, warnanya merah tua jika matang. Tanaman khas Papua ini tumbuh subur pada ketinggian 10 - 1.200m dpl.
Tanaman atau pohon mahkota dewa seringkali ditanam sebagai tanaman peneduh. Ukurannya tidak terlalu besar dengan tinggi mencapai 3 meter, mempunyai buah yang berwarna merah menyala yang tumbuh dari batang utama hingga ke ranting.
Untuk memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa, dapat dilakukan pengawetan dengan beberapa cara antara lain pendinginan, pengalengan, dan pengeringan. Pengeringan yang dilakukan pada buah mahkota dewa bertujuan mengurangi kadar air dalam bahan, sehingga air yang tersisa tidak dapat digunakan sebagai media hidup mikroba perusak yang ada di dalam bahan tersebut, dengan kata lain dapat memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa tersebut. Kondisi pengeringan yang tepat akan menentukn mutu hasil pengeringan yang tinggi.

Khasiat dan Kandungan
Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti : Alkaloid, Saponin, Flavoid, dan Polivenol.
Buah Mahkota Dewa
Alkaloid, senyawa organic berfungsi sebagai detoksifikasi, menetralisir racun-racun di dalam tubuh.
Saponin merupakan fitonutrien, sering disebut “deterjen alam”. Senyawa ini bersifat antibakteri dan antivirus. Juga meningkatkan system kekebalan tubuh, meningkatkan daya tahan, mengurangi kadar gula darah, mengurangi penggumpalan darah.
Flavonoid berindikasi antiperadangan dan mencegah pertumbuhan kanker, sedangkan Polifenol berfungsi sebagai antihistamin. Zat lain adalah tannin, sterol, dan terpen.
Ekstrak daging buahnya berkhasiat sebagai antihistamin, antialergi, bersifat sitotoksik terhadap sel kanker rahim, bersifat hapatoprotektif. Juga menurunkan kadar gula darah, antioksidan, menurunkan kadar asam urat.

Hasil Penelitian
Dra. Lucie Widowati dari Puslitbang Farmasi dan Obat Tradisional-Depertemen Kesehatan. “Saya meneliti mahkota dewa dari tahun 2003,”ujar Lucie. Hasilnya menunjukkan, biji mahkora dewa sangat toksik. Sementara buahnya tidak. Lucie juga menyimpulkan zat dalam buah mahkota dewa meliputi alkaloid, tanin, saponin, flavonoid, polifenol.
Dalam abstraksi laporannya, Lucie menyebutkan buah mahkota dewa bersifat sitotoksik terhadap sel kanker rahim (sel HeLa) dan sel leukemia. Menurunkan kadar gula darah, menurunkan asam urat. Bersifat antioksidan sebagai scavenger radikal bebas. Juga menurunkan kadar asam urat.
Laporan itu juga mengungkapkan hasil penelitian Vivi Lisdayati dari Departemen Farmasi, Fakultas MIPA UI. “Riset Vivi menyebutkan kalau Mahkota Dewa dapat menghambat pertumbuhan kanker darah putih sebesar 50% pada larva udang.”
Sedangkan Sumastuti dari Fakultas Kedokteran UGM yang melakukan uji bioassay terhadap sel kanker rahim menarik kesimpulan awal. Ekstrak air buah Mahkota Dewa dapat menghambat pertumbuhan sel HeLa (sel kanker rahim) dengan Inhibitory Concentration (IC50) sebesar 196,74 mg/ml pada sel kanker orang.
Uji khasiat mahkota dewa sebagai penurun kadar gula darah, juga dilakukan Lucie. Ia menggunakan ekstrak etanol 70% buah Mahkota Dewa. Hasilnya, pada dosis 110mg/200g bb, kadar gula darah pada tikus bakal menurun.
Untuk melihat pengaruh mahkota dewa terhadap kadar asam urat, Lucie mencatat hasil penelitian Endah Hasturani dari Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma pada 2003. penelitian pada ayam jantan jenis lohman brown umur 2-4 bulan. Hasilnya, perasan daging mahkota dewa punya efek antihiperuresemia, dengan dosis tengah 13,16g/kg bb. Jadi dengan dosis diatas kadar asam urat sudah bisa turun.
Untuk menganalisa khasiat Mahkota Dewa mengatasi eksem, gatal-gatal, penyakit kulit karena alergi, Sumastuti melakukan uji efek antihistamin dengan ekstrak air daun dan buah mahkota dewa. Hewan percobaan dipilih marmot. Hasilnya pemberian 0,5 ml ekstrak dengan konsentrasi 6,25; 12,5; 25; 50; dan 100% dapat mengurangi kontraksi ileum marmot akibat histamine.

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae; Sub Kingdom : Tracheobionta; Super Divisi : Spermatophyta; Divisi : Magnoliopphyta; Kelas : Magnoliopsida; Sub Kelas : Rosidae; Ordo : Myrtales; Famili : Thymelaeaceae; Genus : Phaleria; Spesies : Phaleria macrocarpa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar