About Me

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

Selasa, Mei 08, 2012

Korosi 2

KOROSI GALVANIK


Korosi Galvanik atau biasa disebut juga dengan Two Metal Corrosion adalah korosi yang terjadi akibat adanya pertemuan atau kontak antara dua logam yang berbeda di dalam medium elektrolit. Korosi yang timbul tersebut disebabkan karena perbedaan potensial kedua pasangan logam tersebut.
Perbedaan potensial antara dua logam berbeda yang terkontak ketika tercelup ke dalam medium elektrolit akan menyebabkan aliran elektron diantara kedua logam tersebut. Aliran elektron inilah yang menyebabkan reaksi korosi berlangsung. Logam yang mempunyai resistensi korosi lebih rendah (less corrosion-resistant metal) akan meningkat laju korosinya jika dikopel atau disambungkan dengan bahan yang resistansinya lebih tinggi (more resistant metal). Logam yang resistansinya lebih rendah akan menjadi anodik, sedangkan yang lebih tinggi resistansinya akan menjadi katodik. Biasanya katoda atau logam katodik mengalami korosi sangat sedikit atau tidak sama sekali dalam kopel semacam ini, karena melibatkan aliran arus dan logam-logam yang berbeda. Bentuk korosi ini disebut sebagai korosi galvanis atau korosi dua logam, dengan batasan bahwa korosi galvanis hanya diperuntukkan apabila terjadi perbedaan bahan secara makro.

Mekanisme Reaksi
Mekanisme korosi yang terjadi antara dua logam yang berbeda baik yang dikopel maupun yang dalam keadaan bebas dapat dijelaskan melalui gambar di bawah ini.



 


Dari gambar (a) di atas terlihat bahwa sebenarnya korosi yang terjadi pada logam tunggal misalnya seng (Zn) , terjadi akibat perbedaan potensial lokal yang dimilikinya. Perbedaan tersebut dapat berasal dari fasa-fasa, batas-batas butir, impurity dan bagian-bagian lain. Dengan demikian akan terbentuk suatu anoda dan katoda lokal pada permukaan logam tersebut. Selanjutnya terjadi aliran elektron dari anoda ke katoda yang dimiliki oleh oksidasi dari anoda lokal. Pada keadaan tertentu, misalnya seng yang tercelup ke dalam asam klorida pekat (HCl), Zn akan terkorosi terus sampai habis. Hal ini dimungkinkan karena tidak ada bagian-bagian seng yang benar-benar sama. Apabila suatu anoda lokal telah habis terkorosi maka bagia katoda lokal yang terisa akan menjadi anoda dan katoda lokal baru, demikian seterusnya sampai Zn benar-benar habis.
Pada gambar (b) terlihat bahwa pada seng Zn (anoda) yang terkopel dengan platinum Pb (katoda), aliran elektron yang terjadi tidak hanya menuju ke katoda lokal tetapi lebih besar menuju ke logam katoda (Pb). Hal ini sangat beralasan karna antara keduanya (anoda dan katoda logam) terdapat perbedaan potensial yang besar secara makro. Akibatnya, korosi pada seng yang dikopel dengan platinum atau galvanik kopel akan lebih besar daripada besi yang tidak terkopel.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar